KOROSI INHIBITOR
I. Tujuan
- Menganalisis serbuk tanaman sebagai Inhibitor korosi
- Menghitung laju dan efisiensi Panghambatan Korosi Pada baja
II. Landasan Teori
Korosi merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan dari kehidupan sehari-hari, yang biasa disebut dengan istilah karat untuk bahan-bahan logam. Korosi merupakan degradasi (pengrusakan atau penurunan kualitas) suatu bahan karena adanya interaksi antara bahan tersebut dengan lingkungan. Korosi tidak dapat dihilangkan, namun korosi dapat diperlambat laju korosinya sehingga muncul berbagai macam cara untuk menanganinya di antaranya penambahan inhibitor. Ada berbagai macam cara memperlambat laju korosi, antara lain coating, penambahan inhibitor, proteksi katodik dan lain-lain. Inhibitor korosi adalah senyawa kimia yang ditambahkan dalam jumlah kecil dalam larutan yang dapat mengurangi laju korosi logam atau paduan ( Sari et al., 2021).
Korosi merupakan proses degradasi atau perusakan material, terutama logam, akibat interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses ini umumnya terjadi secara elektrokimia, di mana logam mengalami oksidasi dan melepaskan elektron, sementara zat lain di sekitarnya, seperti oksigen atau ion hidrogen dalam air, bertindak sebagai agen reduktor. Salah satu bentuk korosi yang paling umum adalah karat pada besi, yang terbentuk ketika besi bereaksi dengan oksigen dan air membentuk senyawa besi oksida. Korosi dapat menyebabkan kerusakan struktural yang serius pada infrastruktur, kendaraan, maupun peralatan industri, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang besar. Faktor-faktor yang memengaruhi laju korosi antara lain kelembaban, suhu, pH lingkungan, dan keberadaan zat pengotor seperti garam (Amiery et al., 2023).
Inhibitor korosi adalah zat kimia yang ditambahkan dalam jumlah kecil ke lingkungan korosif untuk memperlambat atau menghentikan laju korosi pada logam. Cara kerja inhibitor bervariasi tergantung jenis dan kondisi sistem, tetapi secara umum inhibitor dapat membentuk lapisan pelindung pada permukaan logam, menghambat reaksi elektrokimia, atau menetralisir zat-zat agresif seperti ion klorida. Inhibitor diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, seperti inhibitor anodik, katodik, campuran, dan volatil. Inhibitor anodik bekerja dengan membentuk lapisan pasif yang mencegah logam mengalami oksidasi, sedangkan inhibitor katodik menghambat reaksi reduksi pada permukaan logam (Maidawati, 2023).
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat
- Amplas
- Gelas arloji
- Gelas ukur
- Jangka sorong
- Pengaduk
- Timbangan
b. Bahan
- Aquades
- Baja (2x2)
- HCl 0,5 M
- H2SO4 0,5 M
- Serbuk tanaman
- Tali
3.2 Skema Kerja
A. Baja tanpa inhibitor
- HCI/ H2So4 0,5M
- Dibuat larutan HCI (H₂SO₄O.S M
- Dimasukkan larutan tersebut
kedalam wadah Plastik atau
kaca sebanyak 50ml
- Ditimbang baja yang sudah
diamplas
- Direndam dalam wadah Plastik
atau kaca yang berisi larutan
HCI / H2SO4
- Direndam salama 3 hari
- Diangkat dan dibersihkan
dengan aquades setelah 3 hari
- Dikeringkan dan ditimbang
- Hasil
B. Baja dengan Inhibitor
- HCI / H2SO4 0,8 M
- Dibuat larutan HCI/H₂SO₄ 0,5M
- Dimasukkan larutan tersebut
kedalam wadah Plastik atau Kaca
sebanyak 50mL
- Dimasukan serbuk tanaman
masing-masing 0,05:00.15:02:0.25
gram kedalam wadah Plastik
atau kaca yang berisi larutan HCI
/ H2SO4 0,5 M
- Di timbang baja yang telah
diamplas
- Direndam dalam wadah Plastik
atau kaca yang berisi larutan HCI
/H2SO4 0,5M darigan inhibitor
- Direndam selama 3 hari
- Diangkat dan dibersihkan dengan
akuades setelah 3 hari
- Dikeringkan dan ditimbang
- Hasil
VI. Hasil dan Pembahasan
4.1 Baja Tanpa Inhibitor
Korosi adalah proses degradasi logam akibat reaksi kimia atau elektrokimia dengan lingkungan sekitarnya. Dalam lingkungan asam, seperti larutan HCl dan H₂SO₄ 0,5 M, baja (mild steel) sangat rentan terhadap korosi karena tingginya konsentrasi ion hidrogen (H⁺) yang mempercepat reaksi pelarutan logam.
Dalam larutan HCl, ion klorida (Cl⁻) berperan sebagai agen agresif yang dapat menembus dan merusak lapisan pasif pada permukaan baja, sehingga mempercepat korosi lokal (pitting corrosion). Sementara itu, dalam larutan H₂SO₄, ion sulfat (SO₄²⁻) juga berkontribusi terhadap korosi, meskipun mekanismenya berbeda dan cenderung menghasilkan korosi yang lebih merata (uniform corrosion).
Tanpa adanya inhibitor, permukaan baja tidak terlindungi, sehingga reaksi korosi berlangsung tanpa hambatan. Hal ini menyebabkan penurunan massa logam secara signifikan dalam waktu singkat.
Menurut Muthamma et al. (2021) menunjukkan bahwa baja yang direndam dalam larutan HCl dan H₂SO₄ 0,5 M tanpa inhibitor mengalami kerusakan permukaan yang parah, seperti yang terlihat pada citra SEM. Permukaan baja menunjukkan lubang-lubang dan retakan akibat serangan korosi yang intens.
Selain itu, menurut penelitian oleh Priya dan Saratha (2017) membandingkan efektivitas berbagai ekstrak alami sebagai inhibitor korosi pada baja dalam larutan HCl dan H₂SO₄. Mereka menemukan bahwa tanpa penambahan inhibitor, laju korosi meningkat secara signifikan, menegaskan pentingnya penggunaan inhibitor untuk melindungi baja dalam lingkungan asam.
4.2 Baja dengan Inhibitor
Penggunaan inhibitor alami berbasis tanaman dalam larutan asam merupakan pendekatan ramah lingkungan untuk mengurangi laju korosi logam seperti baja. Dalam percobaan ini, baja yang telah diamplas ditimbang terlebih dahulu untuk memperoleh massa awal, kemudian direndam dalam larutan HCl atau H₂SO₄ 0,5 M yang mengandung serbuk tanaman dengan variasi konsentrasi, yaitu 0,05 g; 0,15 g; 0,20 g; dan 0,25 g dalam 50 mL larutan. Setelah 3 hari perendaman, baja diangkat, dibersihkan dengan akuades, dikeringkan, dan ditimbang kembali untuk mengetahui massa akhir. Untuk membentuk lapisan protektif juga meningkat.
Menurut penelitian oleh Obot et al. (2021), penggunaan ekstrak tanaman sebagai inhibitor dapat menurunkan laju korosi secara signifikan, bahkan hingga 80% pada konsentrasi tertentu, tergantung jenis senyawa aktif yang dikandung. Penelitian lainnya oleh El-Etre (2020) menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan menghasilkan adsorpsi kimisorpsi atau fisisorpsi pada permukaan baja, membentuk film tipis pelindung yang menghambat reaksi redoks penyebab korosi.
Dengan membandingkan penurunan massa baja dari masing-masing perlakuan konsentrasi inhibitor, dapat ditentukan efektivitas relatif tiap dosis. Diharapkan, konsentrasi yang lebih tinggi menunjukkan penurunan massa yang lebih kecil, yang berarti laju korosi semakin rendah.
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan sebagai berikut:
- Serbuk tanaman terbukti dapat berfungsi sebagai inhibitor korosi alami yang efektif dalam menghambat laju korosi baja dalam larutan HCl/H₂SO₄ 0,5 M, dengan efektivitas yang meningkat seiring penambahan konsentrasi.
- Perhitungan laju dan efisiensi penghambatan korosi menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam serbuk tanaman mampu membentuk lapisan pelindung pada permukaan baja, sehingga mengurangi kecepatan korosi secara signifikan.

Komentar
Posting Komentar